Sunday 17 September 2017

Setapak Perjalanan (Sydney, Au - 2016/2017) - 16 September 2017

S.Y.D.N.E.Y!!! Aku kangen banget sama negaranya, suasananya, cuacanya, pantai dan segalanya. Gak terasa kalau hari ini visa aku expired. Yeap, hari ini! Saat ini! What I have dreamed before been happened in my life, sekalipun itu cuma hitungan bulan. Unbelievable! Waktu cepat banget berlalu dan terlalu banyak pengalaman yang bakal jadi sesuatu yang tidak terlupakan seumur hidupku. Mungkin akan menjadi cerita buat hari tua-ku nanti. Ya, semoga sajalah aku masih dikasih umur panjang, kesempatan untuk menikmati roda dunia yang berjalan laksana roller coaster. 

Flashback story - 16 September 2016, tepat setahun lalu. Drama perpisahan itu membuat perjalananku terasa berat. Pertama kali dalam hidupku hingga hari ini aku membuat mereka menangis. How bad I am! But whatever it is, hidup adalah pilihan dan aku sudah memilih. Jalani dan tidak untuk diratapi. Pukul 11.40 PM waktu Kuala Lumpur; dengan penerbangan Air Asia D7 222 petualanganku dimulai. Boarding time 22.40 PM dan aku memilih untuk berada di waiting room lebih awal. Hatiku terenyuh membayangkan tangisan itu dan dadaku sesak! It really happened! Aku beruntung punya teman kecil yang menguatkanku, Dia bersama keluarga kecilnya lah yang menemaniku beberapa sebelum keberangkatanku hari itu. Thank you! I am so thrilled to have you all in my life. 

Sepanjang perjalananku diudara, tidak sanggup mata ini untuk terpejam biarpun sesaat. Aku selalu merasa pilihanku terlalu menyakitkan mereka. Tapi, inilah impian! Perjuangan untuk mendapat WHV juga tidak mudah, terlalu banyak kegalauan dalam masa-masa itu. Lelah!!! Sempat terlintas dalam pikiranku, sepertinya aku akan jetlag seminggu. 

17 September 2016 - I am touch-down Kingsford, bandara kebanggaan Sydney! Sebenarnya ini bukan pertama kali bagiku di tempat ini. 2 (Dua) tahun lalu tepatnya October 2014, aku sempat mampir berwisata di Negara ini bersama si Partner in crime of travellingku yang setia bingit. Yeap... Jangan pernah membandingkan dua perjalanan ini, karena itu akan berbeda, BANGET! Kali ini perjalanan yang  bisa aku bilang sebagai kegilaan, NEKAD! Bagaimana tidak? See! Aku harus melepas kerjaanku yang sudah memberi kenyamanan, fasilitas pekerjaan, salary yang membuatku bisa jalan-jalan hampir setiap tahunnya untuk sesuatu yang tidak pasti. Ke Negeri Kangguru yang belum jelas akan bagaimana aku menjalaninya. Sydney tidak lagi sekedar tempat berlibur tetapi aku harus nyari way out apapun itu buat bisa survive. Tapi... memang benar kata orang, walaupun segala sesuatunya masih terasa mengambang; at least kamu mesti punya prinsip dan plan. Bagi aku... tidak membohongi diri. Duit itu penting buat survive tetapi bukan segalanya. Karena sekarang aku sedang hold on Work and Holiday Visa; it means aku mesti bisa bagi waktuku. Everytime I get to work, I also should have time to relax. Disamping itu, dari segala tujuan lainnya; aku ingin mengembangkan ilmu perpajakan yang aku miliki sekarang. Namun untuk hal ini sirna karena selama keberadaanku disana dan penantian itu, kelas tidak kunjung diadakan. Ya sudahlah... Jalani saja yang ada. 

Well! Rezeki anak soleh itu gak bakal kemana. Pertama kali datang dan nyampe di Negara kangguru ini, aku dapat berkah tumpangan kurang lebih sebulan di rumah saudara (at least dari ini aku bisa ada savingan buat rent). Gila banget bok... biaya hidup disini benar-benar tergolong gede, nguras kantong. Untuk income dari Indo buat jadiin expense di tempat ini bakal berasa. Dua bulan pertama hampir dibilang gak punya saving, bahkan kepake modal aku. Ya mau gimana lagi, secara duit buat opal dan phone card itu tetap perlu. Beberapa minggu di tempat saudara itu juga setidaknya meringankan rasa rindu akan keluarga. Suara cerianya keponakan memberiku semangat. I am  really blessed! Hari-hari pertama aku mulai cari kartu opal buat train dan kartu telepon, Vodafone. Ya itung-itung yang bisa irit. Apa sajalah. Mulai ngeprint CV-CV, mulai drop resume dari gumtree dan seek. Cari kerja di Ausie itu gak seribet di Indo. Cuma sms doank kadang langsung dipanggil dan CV nya itu gk perlu sampai berlembar-lembar. Bahkan kamu bisa print timbal baliknya, benar-benar Go Green! 



Jreng-jreng... 3 (Tiga) hari kemudian, berkah itu datang. Banyak info mengenai lowongan kerja. Aku coba yang ditawarkan Yuki, teman seperjuangan WHV buat jadi housekeeper. Monday, 19 September 2016, pertama kalinya aku ke city dari KellyVille. Hmmm... lumayan berasa juga jauhnya. Pagi-pagi aku berangkat setelah dapat petunjuk dari cici di hari sebelumnya, nunggu bus di depan rumah. Ngendap-ngendap berusaha untuk tidak bersuara karena semua lagi pada tiduran, aku keluar rumah. Udara dinginnya luar biasa nusuk. 



Perjalanan kurang lebih satu setengah jam akhirnya sampai juga. Aku masih harus berjalan mencari yang tempat itu, Meriton Service Apartment! Yeap... segelas hot chocolate seharga $3 aku beli dari dalam Queen Victoria Building. Jaket yang aku kenakan ini belum cukup tebal untuk menahan dinginnya udara. Tapi, aku juga orang yang tergolong malas untuk membawa hal-hal yang terasa berat bagiku. Berjalan di sepanjang Kent st, George st, Pitt st dan akhirnya aku melihat plank bertuliskan Meriton Service Apartment. Aku menyapa yuki dan teman-teman yang sudah sampai mendahuluiku, aku berkenalan dengan beberapa diantara mereka yang tidak lain juga adalah para whv yang sedang berburu dolar. Hmmm... such a new thing for me! 


Sembari menunggu, bercengkrama, tertawa, sesaat kami dipanggil ke sebuah ruangan. Disana kami di-briefing bagaimana kerjaan seorang housekeeper itu semestinya. Hmmm... dan ternyata hari pertama belum memihak padaku. Aku dan salah seorang peserta lainnya disuruh pulang. What the hell! Hanya gegara sepatu hitamku bergaris merah. Kejam ya! Tapi ya itulah yang mesti aku terima. Namun Supervisornya masih mengingatkan untuk kembali besok pagi. Ok... akupun berjalan keluar. 


What I have to do now? Masa sich aku harus balik ke KellyVille??? Aku coba memasukkan cv-ku; door to door. Yes! Aku jalani hal itu. Disini aku belajar, jangan pernah malu atau kamu akan gagal. "Hi... May I drop my CV here?" Pertanyaan itu yang berulang aku ucapkan. "Yes, sure! Just give it to me and will call you later" Pinta mereka. Tak jarang mereka meminta available time dari kita. Ya, mungkin sekedar berbasa-basi karena tidak ada panggilan setelahnya. Gagal, coba lagi dan lagi. Keberuntungan akan datang pada mereka yang selalu berusaha. Bahkan dihari itu, aku masih ingat saat mengunjungi Bondi Beach. Aku sempat singgah di sebuah restoran kecil untuk menikmati makan siangku. It's a lunch time! Dan lagi-lagi, aku melemparkan keberanian untuk bertanya, "do you need some staff here?". "Oh, we are not right now", dan mereka membalasku dengan ramah. Down? Not really, aku sedang mencoba yang terbaik dan yang belum pernah aku lakukan di Indonesia. 
 
Belum mulai bekerja, belum dapat yang namanya salary pertama di Australia, aku sudah harus mengocek kantongku; $6 untuk harga sepasang sepatu yang akan menemaniku esok hari supaya kagak disuruh balik lagi. It seems a simple thing tapi aturan tetap aturan, aku tetap harus menaatinya. 
 
20 September 2016 - I get back to this place again. Kaki ini melangkah menuju ruangan dibawah gedung Meriton Service Apartment. Disana kami dibekali beberapa petunjuk tentang housekeeping, mulai dari cairan kimia yang digunakan apakah itu bowl cleaner, toilet cleaner, glass cleaner hingga apa yg semestinya dilakukan agar sebuah ruangan itu terlihat apik. Tantangan terberat bagiku selama aku menjalani pekerjaan ini adalah BED arrangement! Super capek dan gak pernah rapi! Aku masih jauh dan harus belajar dari inang Eva. 2 (Dua) minggu pekerjaan ini aku jalani hingga pada akhirnya aku harus give up! Encok! Tidak seperti yang aku bayangkan. Coba lihat mereka yang kerjaannya di hotel, semuanya terasa menyenangkan bukan? Dibalik kesenangan itu, butuh fisik yang kuat. Saat-saat bahagianya hanya datang ketika kita bisa menyelesaikan room itu dengan baik, atau ada pesan yang menyemangati kita dari guest yang tertinggal di meja kamarnya. Dari kerjaan ini, aku banyak belajar - Jangan pernah meninggalkan ruang hotel dengan keadaan yang berantakan apalagi dengan toilet yang menjijikan, apapun itu ceritanya. Kamu tidak akan pernah tahu penatnya dan susahnya orang yang membersihkan karena setiap housekeeper itu punya tanggung jawab ngebersihin ruangan dan dibayarnya itu sesuai dengan waktu yg sudah ditargetin. Jadi kalo misalnya 1 ruangan mesti diselesaiin 45 menit dan baru kelar setelah 1 jam, dibayarnya tetap 45 menit - Terus kalau misalnya dirimu sudah akan check out, gak ada salahnya untung ninggalin short message buat nyemangatin mereka yang ngebersihin ruangan itu, walaupun cuma tanda smile (gak susah kan?). 

After 2 (two) weeks, aku beneran stop. I have to say No, aku gak kuat. Bahkan aku sempat kepikiran kalau kegilaan ini buat aku bego. Saat di Indo punya kerjaan kantor yang gak butuh fisik, aku lepasin. Hmmm... tapi itu gk lama karena sekalipun itu berat, aku malahan enjoy. Gak perlu ada yang disesali. Ternyata benar ya kalau hari pertama kerja di hari Selasa, Kamis itu gak bakalan lama. Lagi-lagi... mitos itu terjadi. Oh ya, aku masih ingat hari pertama aku  kerja housekeeping; aku harus ngejar bus karena terakhir itu adalah 7 PM. Dan lagi-lagi... aku tersesat, aku nyasar bok... Kali ini gak nanggung-nanggung. Aku terjebak di jalanan yang sudah lumayan jauh banget. Saat bertanya ke driver bus, si driver malah bilang kalau itu udah arahnya dia balik lagi ke city. Gila! Aku harus gimana? Kalaupun aku ikut ke city, gimana aku baliknya lagi karena bus itu adalah bus terakhir. And Finally... si driver menurunkan aku di bus stop berikutnya. Dan coba tebak apa yang terjadi??? Aku diturunin di tempat yang sepi, 15 menit sekali belum tentu ada mobil yang lewat, dingin dan hanya ada suara anjing. Sebelumnya ada satu orang juga yang turun dipemberhentian yang sama, orang ini sempat nanya ke aku, apakah aku berani. And..., aku jawab YES! Padahal jujur sich kebalikannya. Kemudian beberapa bus sempat lewat dan aku bingung kenapa itu bus ngeliat aku dan kagak berhenti even aku berdiri disana.  Ternyata, aku mesti give him sign to stop. Aku benar-benar berada di antara rasa dingin, takut, lapar dan haus. Omooo... lebih begonya aku kagak kepikiran buat ngehubungin saudara ku. Sempat aku bell ciciku tetapi nada dering itu sibuk. Ya, mungkin saja. Karena hari itu sebenarnya princess ciliknya berulang tahun. Aku coba berbagai cara hingga akhirnya satu bus berhenti di depanku, bus tanpa penumpang satupun. Aku bertanya apakah dia akan berhenti disekitaran di bus stop tempat aku naik tadi pagi. Driver hanya menjawabku dengan kata "Tidak". Tapi kemudian dia menyambung pembicaraannya, "aku dapat mengantarmu ke bus stop lainnya yang mungkin lebih banyak disinggahi bus yang akan mengantarmu ke tempat terdekat tujuanmu". Thanks God! "Baik bener driver ini", pikirku. Setelah itu, berpedoman sama yang namanya Google maps, I try to walk. Berjalan dan lumayan jauh sampe akhirnya aku nyampe di depan rumah. Complete perjuanganku hari ini! Aku gak megang kunci, saudara-saudaraku sedang di restoran dan aku duduk di depan rumah. Brrrr... dingin! Anak soleh! Teleponku berdering dan cici memintaku untuk menunggu karena aku akan dijemput ke restoran. How lucky I am to have you! 感恩!


Seminggu setelah KellyVille, aku pindah ke tempat saudaraku yang lain di daerah Revesby sebelum harus nge-rent sendiri di city. Nothing can represent how thankful I am. Dan setelah aku berhenti dari pekerjaan housekeeping itu, aku coba untuk mencari kerjaan lain. Jujur... cape banget! Kebanyakan trial and all are done without paid! Ya kerja sukarela jadi ceritanya. Disini aku belajar kalau life is not really all about money but without money we can't live. Aku dapat experience yang lumayan la; dari yang tadinya gak tau cara kerja subway, sekarang bisa. Dari yang tadinya gak bisa serve customer, set up table, Now... at least I know a lil bit tanpa harus kursus-kursusan lagi. Aku juga sempat trial buat juice dengan berbagai buah dan sayur yang dicampur, dengan rasa-rasa yang unik dan nama-nama yang buat nge-boost hari-harimu. Kerja kasar tanpa malu yang penting halal dan ada duit di saku. 

Then aku sempat kerja di Sushi Jones, sushi cafe di daerah Alexandria untuk Rabu dan Kamis. Awalnya sich aku enjoy apalagi setelah pindahan ke daerah perkantoran di North Sydney dengan tambahan jam kerja yang lumayan. But after couple weeks, I don't know why, jam kerja perlahan dicut dengan alasan yang menurutku gak masuk diakal. Tapi baiklah... aku juga gak pengen ambil pusing. Karena menurutku rezeki gk bakal kemana. Disini benar-benar aku belajar; tidak semua orang Jepang itu ramah. Bahkan ada yang sempat katain kita "Baka". Do you remember Erna??? It such un-polite thing to say. Sepertinya cukup kita yang tahu ya. 

Disaat yang bersamaan, aku uda sempat cabut dari Fish Market. Tapi sebenarnya alasan cabut dari sini bukan karena kerjaan berat atau rekan kerja. Bahkan disini hampir semuanya baik, hanya beberapa yang terkesan bossy. But everything is okay. Aku cabut cuma karna gak tega... Geblek banget, gak perlu dilanjutin dech. Then disaat yang bersamaan juga, aku sempat ditolak sebuah restoran dengan alasan yang sebenarnya gak masuk akal. Di hari H cuma dibilangin o... ternyata orang lamanya mau kerja balik. What kind of boss it is??? Tapi orang itu tipenya beda-beda. Ya sudahlah, belum rezeki kali ya... 

Beberapa minggu aku sempat galau. Penghasilan sempat terhenti. Di saat itu aku sudah harus nge-bayar rent. Sebenarnya duit ini masih cukup, tapi jujur aku sempat frustasi. Kalo keadaan begini, sanggup gak ya??? Aku hanya bisa nangis. Darling Harbour tau ceritaku karena ini tempat amanku duduk di malam hari dan gak ada yang tau bahkan mengenalku kalau aku lagi nangis. 

Aku juga sempat kerja di Pepper Lunch. Disini aku ketemu orang-orang yang baik, yang memberiku kesempatan melayani customer. Walaupun itu tidak lama karena jam kerja yang tidak tepat, it's my pleasure to know them over-there. Mereka orangnya baik-baik. Hal yang paling berkesan sekarang setiap aku mengunjungi Pepper Lunch Indonesia adalah mengingatkanku bagaimana dulunya aku lakukan hal itu. 

Masa ini benar-benar menjadi masa up and down-ku yang tak terlupakan. Aku sungguh merasakan berartinya duit recehan itu. Menghargai setiap jerih payah yang telah dilakukan dan memberi reward untuk diriku sendiri. Kebahagiaan terbesar itu juga datang dari teman-teman yang saling support, sama-sama merasakan bagaimana kehidupan yang jauh dari keluarga inti. You all are my power rangers! Menepuk bahumu untuk sekedar memberi semangat itu. 

Up and down itu berlalu ketika aku mendapat kerjaan baru dan kali ini benar-benar aku merasakan kerja fisik seharian. Setiap jam itu sangatlah berharga dan aku gunakan untuk bekerja. Hitung-hitung gantiin jam kerjaku yang sebelumnya sudah hilang, lenyap tanpa hasil apa-apa. Siang hari aku kerja dibilangan George st., di sebuah restoran fast food yang menyajikan masakan khas Malaysia, Jimmy's recipe. Tidak jauh berbeda dengan masakan Indonesia sehingga tidak jarang restoran itu senantiasa ramai dikunjungi. Disini aku bisa mengenal mereka yang ramah dan kadang terkesan sedikit usil. But overall, I am still enjoy. 

Kadang dengan jarak yang begitu singkat, hanya dalam hitungan 1 jam; aku harus segera bergegas. Karena aku harus segera berpindah tempat untuk melakukan kerjaanku berikutnya di tempat lain. Aku mengambil shift malam di sini, Kobe Wagyu BBQ Japanese Restaurant. Hmmm... banyak suka duka yang aku dapati disini. Teman-temannya seru juga dan mungkin karena itu sepelantaranku usianya atau bisa jadi aku paling tua. Aku benar-benar mendapatkan jam panjang disini. Bahkan dua pekerjaan (pagi dan malam) ini merupakan tempatku terakhir sebelum akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Di tempat ini, aku senang bisa mengenal Amber, Novita, Merry, Flo, Jessica, Erna, Rita dan teman lainnya. Bahkan Novita-lah tempat buat curhat bareng. 

Novita, masih ingat gak waktu kita ditegur barengan berdua hanya gegara sous yang belum tertata selesai? Kita hanya dilumuti dengan kata "Why??? Why??? Why???" Tanpa kita diberi kesempatan memberi penjelasan. Aku masih ingat keselnya dirimu saat itu. Bahkan seolah-olah ada aksi protes beberapa hari karena kekesalan itu. Lucu memang kalau diingat. Sampai-sampai kita ngadain sesi curhat sampai jam 1 an dini hari di markas McDonalds. Aku senang banget kalau sudah kerja barengan sama kamu... everything's solved! Best partner selama kerja di Kobe and you will never be forgotten. Aku kangen masa-masa itu. Thank you buat persahabatannya karena kita sudah lewati malam tahun baru bareng, sharing bareng, cerita bareng. My best prayer for you ever. 

Merry... aku gak tau kamu masih ingat gak hal itu. Aku cuma ingat kamu selalu bilang, "Tanty, gimana???" Dan berulang kali. Gegara mereka-mereka yang mabok dan mengotori toilet itu dan memaksa kita harus membersihkannya, mengocek berulang-ulang. Capek banget! Aku hanya ngebayangin kalau itu hari pertama kamu begitu, apakah kamu akan menyerah??? Aku berharap tidak. Kamu pasti bisa!!! Tapi jangan waktu ngebersihin toilet aja ya ingatnya ke aku. You are such a nice friend to work with! 


Kembali lagi, pada awal sebelum aku datang ke Negeri Kangguru ini. Aku tidak hanya ingin kerja dan kerja. Aku harus belajar menikmati setiap detik yang aku lalui. Kembali mengingat jenis Visa yang aku miliki, refresh your mind after work. Aku menghabiskan setiap minggu di waktu yang ada untuk meng-explore Sydney. Aku tidak pernah tahu berapa lama aku disini, aku tidak pernah tahu apakah aku akan bisa kembali lagi. 

We are sisters from different Mom. We are siblings from different parents. But we are together karena rasa saling memiliki. Merasakan bagaimana menjalani kehidupan dibelantara negeri yang seluruhnya harus diselimuti oleh keringat ini. Kalian luar biasa lo bisa ngelanjutin second year dan bahkan tetap stay disana sampai sekarang. Two thumbs up. Yuki, inang Eva... kalian yang jahat-jahat ini... Masih ingat gak waktu acara kebersamaan anak bangsa? Kita tertawa terbahak-bahak. Saat ditanya gambar yang ada di duit rupiah kita dan yuki selalu membantu dengan memberi jawaban yang salah? Itu benar-benar iseng. Then next time kalau diriku kesana gak boleh biarin aku ke Taronga zoo sendirian kayak orang bego ya. Gak ada yang fotoin, cuma bisa selfie sendiri dan hasilnya jelek semua. Gegara $1 and made me stupid! But you both are great friends! Thanks for being sisters over-there. Uda mau setahun lo dari semenjak kita ke Canberra bareng and I miss that moment. Masih sempat-sempatnya beli cake kecil buat ultahku dan kita foto bareng di rerumputan hijau, ada oppa yang fotoin!!! Oh yes! Still have Mike! Partner Yuki yang serasa jadi brother buat aku. Thanks ya for being a good friend. Aku tunggu undangan kalian. 

Setiap minggu, aku mengabadikan setiap moment. Mengunjungi pantai-pantai, berkelana menikmati alam bahkan di minggu terakhir sebelum aku kembali ke Indonesia, I do my best moment over-there. Sampai Lino selalu bilang beach, beach and beach. Over, over and over again. Erna! She is my best travel-mate di beberapa bulan terakhir. Kita sempat menghabiskan waktu untuk tracking sampai ke tempat yang namanya Figure Eight Pool. Dirinya juga sempat nemanin aku ke tempat yang namanya La Perouse, Palm Beach, Wollongong dan banyak lagi. Kamu itu temanku yang mana kita barengan serasa kembali ke masa kecil by playing bubble di Cutaway Barangaroo. Amazing! You rock! 

Ada Tya yang super caring karena bawain kita buah-buahan dari tempat kerjanya. Ada Robby yang always tell his story. Ada Monica dan Julica yang super heboh. Ada Tina dan Merry yang kalem dan kadang serasa hilang mendadak tanpa suara. Kalian itu super banget! Kapan-kapan kita mesti ngumpul lagi.

Ada Silvia... she is such a good friend from Indo. Yang tetap support when the first time aku disana. Thanks a lot ya.

Disini aku juga mengenal teman dari Argentina, yang memberi banyak kenangan hanya dalam waktu sebulan. Memberitahu sepenggal cerita negara tersebut, tentang culture, salsa bahkan mengenalkanku pada minuman khas negara mereka, Mate. Minuman diantara sahabat. Ya, jarak ini sudah terlalu jauh terpisah diantara kita dan tidak ada yang bisa memastikan pertemuan berikutnya. Gracias amigo! Nice to know you. Till we meet again without know when?! 

Aku juga sempat me-list beberapa tempat yang ingin aku kunjungi. Biarpun tidak seluruhnya, Namun biarlah yang sudah itu tetap menjadi kenangan terindah dan yang belum terlaksana itu menjadi mimpi. Percayalah! kalau dengan adanya mimpi, kamu akan mengerahkan semua effortmu agar segalanya terjadi. 


Sekarang aku harus balik ke Indonesia. Ya mungkin mimpi itu harus pupus di pertengahan jalan. But no one knows, mungkin aku akan kembali berlabuh disini setahun, dua tahun lagi? Sebagai apa? Atau kembali berpetualang? Ya tidak ada yang mampu menjawab hal ini. Sekalipun pribadiku sendiri. Apapun itu, God play His plan on me and I will follow wherever it is. Segalanya baik untuk-ku dan pilihan adalah pilihan. Jalani karena selalu ada berkah didalamnya selama rasa syukur masih tersimpan dalam dirimu. Semoga demikian adanya. 

Gulali itu rasanya manis;
Please jangan dimakan sampai habis;
Jika esok waktu semakin terkikis;
Ingatlah persahabatan ini yang takkan pernah menipis.
 


Xoxo
Love You

Friday 15 September 2017

Journey of Happiness (Jhana Grove, Serpentine, Perth, 22 June - 2 July 2017)



23 June 2017, udara dingin dikisaran 15 derajat celcius, dengan secangkir hot chocolate menemaniku pagi ini. Ini adalah hari kedua aku menginjakkan kaki di salah satu wilayah bagian barat Australia, Perth! Bermodal visa subclass 462; kali ini aku datang tidak sebagai warrior yang akan berburu pekerjaan atau sekedar liburan mengexplore kota yang konon katanya ditemukan oleh Captain James Stirling di tahun 1829 ini. Belajar dharma dan latihan sila adalah tujuan. Semoga karma baik mendukung setiap langkah dalam perjalananku kali ini.


Let’s started! Kali ini perjalananku akan terasa sungguh menarik biarpun sedikit kecewa karena  kesempatanku untuk ber-kalyanamitta berkurang; kekurangan personil sungguh bukan yang kami harapkan. Tapi apa daya… embassy sungguh tak bersahabat dengan beberapa diantara kami. Perjalanan ini akan menjadi sebuah eksplorasi yang luar biasa. Bagaimana tidak… It’s gonna be my first trip with no one I know before. But... I’ll make sure, aku akan pulang dengan segudang experiences, ber-kalyanamitta dengan mereka yang super dalam membangun kualitas diri dan semoga demikian adanya.


Hmm… back to my first day dan aku harus bangun di pagi buta. Hoam… berasa seperti akan ikutan sahur dengan teman-teman kost yang akan menunaikan ibadah puasa. “Angel… You have to be around me, please!”. Dan seolah ia mendengar ucapanku. Aku mendengar peri kecil membisikkan suara agar aku segera beranjak dari tempat tidurku atau aku bakal telat. Alarm... ku!!! Dan No!!! Aku bergegas membereskan segala sesuatu yang ada di dalam kamar berukuran kecil itu agar segalanya terlihat apik pada saat aku pulang nanti, hanya debu-debu yang akan kubiarkan menempel; sebenarnya sich kagak ada surat izin untuk hal itu tapi ya sudahlah karena aku tahu dan sadar kalau itu sudah pasti akan terjadi, saat ruangan kosong tak berpenghuni. 


You know what I feel right now? Gado-gado. A lil bit excited but… afraid, Yeap, I’m afraid. Karena ini benar-benar pengalaman yang serba pertama. Almost everything is going to be my very first time. Ini pertama kalinya aku pergi-pergi tanpa ada yang aku kenal, ini pertama kalinya aku bakalan ikutan retreat selama 9 hari (cukup lama), ini pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di Bali (meskipun sebatas nongkrong cantik beberapa jam gegara transit). But... even ini cuma nongkrong sesaat, at least aku sudah merasakan beberapa makanan Bali, Sate Babi Bawah Pohon yang lumayan rame, buat makan saja mesti ngantri dan PorkStar dengan ribs nya yang maknyus. Murah sich untuk porsi yang lumayan gede... Mungkin karena rombongan kita itu Pork lover so everything we ate is about pork. Waktu transit ini juga aku sempatkan untuk mengunjungi salah satu landmark Bali, Kuta Beach. Cukup dech ya karena aku tidak sedang travelling ke kota Bali. Ini cuma iklan yang numpang lewat.
Then what I want to talk is… It’s my very first time to say hello to the PERTH!. But… it will be my last time for Australia visit dengan visa WHV ku yang akan berakhir di September 2017 nanti. Sedikit kecewa karena perjuangan menjadi warrior harus berhenti sampai disini, sedih saat aku harus melihat teman-teman warrior melanjutkan 2nd year mereka sementara aku terduduk karena usiaku yang juga sudah tidak memenuhi syarat lagi dan beberapa alasan lainnya. Cuma aku yakin pasti ada rencana yang lebih baik. Buktinya selama dua minggu kemarin aku diberikan sebuah kesempatan untuk bertemu kalyanamitta yang luar biasa. Mungkin kusala karma sedang berpihak padaku dan semoga kedepannya demikian indahnya. Aku belajar sebuah totalitas semangat kebersamaan dari mereka, para Kalyanamitta Siripada. Kekeluargaan mereka yang solid, saling merangkul dan berjalan bersama.


Malam kota Perth yang sepi membuatku tidak terlalu banyak untuk melakukan explorasi, even itu hanya sebatas city. Kami dari team Fantastic 6 (six) landing di Perth International Airport pukul 6.15 sore dengan cuaca 14 derajat celcius. A lil bit windy with showers. Setibanya di Novotel Langley yang berada di persimpangan Adelaide st.; kami berjalan menelusuri ruas setapak ditemani angin yang lumayan kencang dan akhirnya kami sampai pada satu restoran korea, Palsaik Namoo Korean Barbeque. Kali ini kami menjadi Fantastic 4 (four) karena MoM Sugi dan MoM Rere harus berbalik arah. Yeap still ok lah, surga benar! We can taste any kind of pork di hari pertama sebelum retreat dimulai. La la la la la And let see the next day! 



Hari kedua ini jadwal sudah tersusun, mengunjungi beberapa tempat ikonik kota Perth; tidak terlalu jauh karena harus mengejar keterbatasan waktu. At least kita tuch masih sempat city tour, ngaso dulu sembari ngeliat yang namanya Bell Tower, ngunjungin Elizabeth Quay, Kings Park and Botanical Garden dan bermain di Caversham Wildlife Park.
Yang tidak kala penting adalah SELFIES!!! Menikmati santapan malam di The Old Fig Tree Restaurant, “The place where friends and good food come together” dan itu cuocok banget! Gaya restoran yang klasik dan nyaman. Karena kapasitas jumlah orang kita yang lumayan ribet kalau mesti 1 piring sharing berbelasan orang, akhirnya kita ada beberapa kelompok jadinya. Kita ngorder and pay bill by our own. Kebetulan disini aku ketemu dengan beberapa MoM yang kocak habis, ada MoM Janto, MoM Hendy, MoM Yuli, MoM Citra dan saya sendiri. Ini list order kita buat berlima: Marsala Pork Fillet Medallions, Chili & Lime Duck Stir-Fry, Port & Star Anise Ox Cheeks and the last The Old Fig Tree’s Scotch Fillet. Ditempat ini kita banyak belajar; dari secuil nasi yang manakala harus kita bagi berlima. Can you imagine that? Super ngakak. Even punya duit juga gak bakal kebeli yang namanya nasi disini, Cuma bisa diserve sama French fries-nya. Dan ternyata… hidup di Indo itu jauh lebih enak ya MoM Janto? (salam damai) MoM Janto sampai relain tuch prawnnya buat dikasih ke teman-teman lain untuk diganti nasi. Ha ha ha Overall, Excellent!



Sebenarnya aku tidak cukup mengerti untuk perjalananku kali ini. Terlalu banyak up and down hingga aku bisa sampai di tempat ini, Perth! Dan sebentar lagi untuk beberapa jam kedepan, aku akan benar-benar tiba di tempat yang telah menjadi tujuanku beberapa tahun lalu, Jhana Grove, Serpentine. Sebuah kota yang  berada 55 km di sebelah tenggara kota Perth. Wohooo!!! Kami benar-benar menempuh perjalanan yang lumayan jauh dari Indonesia. Lelah…??? Not really! 


And… Jreng Jreng… you know what I feel right now? It’s such a wonderful place that I have ever visited! So peaceful!!! And It’s Heaven, Jhana Grove! Berasa ada suatu aura yang berbeda di tempat ini. I don’t know why but it’s so real, smiley piercing inside me. Dan ini retreat tidak seseram yang aku bayangkan sebelum nginjakin kaki di tempat ini, bahkan lebih comfort. Aku merasa jauh lebih enjoy, lebih relax karena tidak ada keterikatan, tidak ada keharusan sama schedulenya yang sudah ada; Meditate, Chanting, Talk and so on.
Tapi aku ingat… MoM Teki pernah bilang yang harus itu hanya ada 2 dalam retreat ini, harus Makan dan harus pulang. Ha ha ha 


Okay…   Setelah pembagian kamar cottage dan penyampaian beberapa info penting; kemudian kami menarik koper menuju kamar masing-masing. Time to REST! Ingat sama pesan WA dari MoM Tasfan, REST – Read little, Eat Little, Sleep Little, Talk little J Di cottage ini aku juga beruntung banget, ketemu para MoM yang welcome, MoM Norlela, MoM Rita dan MoM Lily. Retreat sich retreat tapi tetap aja kalau ketawa suara kami menggelegar. Oh ya, MoM itu adalah sejenis panggilan baik itu untuk laki-laki maupun wanita. Kenapa harus MoM? Menurut cerita dari MoM Teki karena dikehidupan lampau itu kita semua pasti pernah menjadi seorang ibu dan mungkin pernah menjadi bagian dari keluarga yang sama. Bahkan mungkin mereka adalah Mama saya di kehidupan lampau. Dan untuk menghormati sosok ibu, maka setiap orang disapa dengan MoM. Aku jadi keingat yang pernah diceritain MoM Rita karena panggilan ini (ketawa geli).  



24 June 2017 – 2 Juli 2017. Rise with Gusto! Itu kalimat pertama yang aku lihat ada dalam susunan schedule selama masa Retreat setiap harinya. Jadwalnya sich jam 4.00 – 4.30 WIB, tapi aku selalu bangun Jam 5.00 WIB. I am so sorry since this time is my real sleep and think nothing. Aku benar-benar merasakan kesegaran yang sudah lama hilang dalam hidupku dan sekarang ia kembali. It’s my real happiness. Disini aku juga berada di sekeliling orang-orang yang penuh metta, penuh canda dan tawa, positive vibes yang benar-benar berasa. Kita bahkan bisa tertawa lepas sampai lupa akan retreat sebenarnya. Noble silence kadang kala benar-benar lenyap terlupakan. Tapi tujuan utama Meditasi, Chanting dan Dhamma Talk selalu tidak terlewat kecuali di pagi buta. 


Aku sungguh banyak belajar di tempat ini; Letting Go, Be kind, Be compassion, Be Mindful!. Sesuatu yang mudah untuk terucap tetapi susah dalam pelaksanaannya. Mengatasi kemarahan, kemelekatan??? Argghhh… I am not really sure but will try. 


Aku tidak pernah ngebayangin ada tempat yang se-nyaman ini, It’s a real wonderful! Even dalam forest sekalipun, meditate atau berjalan sendiri gak memberikan rasa takut. Benar-benar lepas. Everything you get from here is priceless. Terus ada danau yang indah, tempat yang aku rasa mampu memberikan kenyamanan, ketenangan dan mampu mengembalikan spirit-spirit yang sempat terkubur oleh rasa lelah. Ada Bodhinyana Monastery yang memberikan aura spiritual yang luar biasa. Disini aku belajar tentang usaha melepas ego, tingkat ke-aku-an yang tinggi yang ada dalam pribadiku sendiri. Belajar dari beberapa cerita Ajahn yang mengena langsung dalam kehidupanku sehari-hari. Beberapa cerita Ajahn yang masih terngiang adalah tentang Anger Eating Demon (Monster pemakan amarah) yang merupakan satu seni dalam mengembangkan cinta kasih. Bagaimana mencintai orang lain yang harus dimulai dari mencintai diri kita sendiri. Ya, a lil bit simple but hard to do! Perlu adanya peacometer disini. Kemudian aku belajar bagaimana menghargai dan bersahabat dengan diriku saat ini, yang lebih tepatnya “how to dwell with your present moment”; Hanya cukup dengan 3 pertanyaan simple; “When is the most important time?”, “Who is the most important person?”, “What is the most important thing to do?”. Apa yang aku dapati adalah segala hal yang bermain dengan pola pikiran yang berujung memberikan rasa tenang dan kebahagiaan.
Meditasi juga tidak hanya sekedar duduk, kaki bersila dan memejamkan mata. Meditate is more than that, banyak cara dan yang terpenting adalah menyadarinya, sadari apa yang sedang dilakukan, sadari apa yang sedang terjadi. Be mindful!


Yang bakal buat aku kangen akan tempat ini??? Hmm… may be one of the thing adalah makanannya juga kali ya. Secara dessertnya yang crunchy, yummy and smelling good. We have real breakfast and lunch time. Even setiap pagi itu bubur selama 9 (Sembilan) hari, I never get bored. Can you imagine??? Bahkan, saat ini masih kepikir wanginya tuch bubur. Kalau suruh milih diantara sandwich dan bubur, I will choose that porridge. Chef-nya amazing! Lidah kami masih keburu dimanjakan dengan pizza menjelang di hari terakhir retreat, terima kasih MoM Haris. Itu gak akan terlupa.


9 (Sembilan) hari masa retreat terasa sangat singkat. Terlalu banyak pengalaman yang gak bisa terungkap dan hanya bisa dirasakan. I really got everything, jauh dari yang aku pikirkan. Aku punya teman-teman baru, punya om-tante yang super care dan inilah kesempatan luar biasa yang aku terima tahun ini, Terima kasih Om dan Tante Hun, Terima kasih Om Lasmono dan Tante Mega, Terima kasih teman-teman semua. Semoga karma baik mengkondisikanku untuk mengunjungi tempat ini lagi, ulang dan berulang kali, the most quiet place that send me peace and freedom, joy of happiness seperti kata Ajahn. Really amazing! Hari ini… 2 Juli 2017, Jakarta menyambut kembali kami dengan hingar bingarnya. I will reach you with my hand. 


-“Welcome to the world! This is not heaven!”-